1.
JELASKAN DEFENISI TENTANG PENDIDIKIAN, PENGAJARAN,
BELAJAR, DAN PEMBELAJARAN
·
PENDIDIKAN
pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang di berikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang di ciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan di tujukan kepada orang yang belum dewasa
(Hasbullah. 2011. dasar-dasar ilmu pendidikan (edisi revisi). jakarta: rajawali pers, hlm 02)
pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang di berikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang di ciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan di tujukan kepada orang yang belum dewasa
(Hasbullah. 2011. dasar-dasar ilmu pendidikan (edisi revisi). jakarta: rajawali pers, hlm 02)
·
PENGAJARAN
Pengajaran adalah suatu proses penyampaian dan cara penyampaian pengetahuan yang paling tepat adalah dengan menggunakan metode imposisi, yakni dengan jalan menuangkan ilmu pengetahuan kepada siswa
(Sadulloh, Uyoh, dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bumisiliwangi: Alfabeta. )
Pengajaran adalah suatu proses penyampaian dan cara penyampaian pengetahuan yang paling tepat adalah dengan menggunakan metode imposisi, yakni dengan jalan menuangkan ilmu pengetahuan kepada siswa
(Sadulloh, Uyoh, dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bumisiliwangi: Alfabeta. )
·
BELAJAR
Melatih daya-daya yag ada dalam diri siswa agar berfungsi sebagaimana di harapkan bisa membentuk asosiasi-asosiasi dalam jiwa yang kemudian terbentuklah yang di sebut state of mind yang berupa proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan
(hamalik, 1990, Oemar. Belajar dan mengajar ilmu pertanian (pendekatan terpadu), bandung: mandiri maju, hlm 05)
Melatih daya-daya yag ada dalam diri siswa agar berfungsi sebagaimana di harapkan bisa membentuk asosiasi-asosiasi dalam jiwa yang kemudian terbentuklah yang di sebut state of mind yang berupa proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan
(hamalik, 1990, Oemar. Belajar dan mengajar ilmu pertanian (pendekatan terpadu), bandung: mandiri maju, hlm 05)
·
PEMBELAJARAN
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berimteraksi dengan keseluruhan seumber belajar yang di pakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.
(uno, Hamzah b. 1998, teori belajar dan pembelajaran (suatu pengantar), STKIP gorotalo: nurul jannah)
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berimteraksi dengan keseluruhan seumber belajar yang di pakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan.
(uno, Hamzah b. 1998, teori belajar dan pembelajaran (suatu pengantar), STKIP gorotalo: nurul jannah)
2.
BAGAIMANA UPAYA GURU AGAR PROSES BELAJAR MENGAJAR
MENGARAH KEPADA PEMBELAJARAN YANG MENJUNJUNG TINGGI POTENSI ANAK DIDIK
Agar proses belajar mengajar mengarah kepada pembelajaran
yang menjunjung tinggi potensi anak didik langkah utama minimal mengandung dua
unsur yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan
siswa dan materi, syarat penting yang
harus di penuhi adalah
·
Hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari
mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan di bawah bimbingan guru
·
Merupakan pola yang mencerminkan ciri khas dalam pengembangan
keterampilan dalam mata pelajaran yang
bersangkutan, misalnya observasi di lingkungan sekitar, penyeliikan,
eksperimen, pemecahan masalah, simulasi, wawancara dengan narasumber,
penggunaan peta, dan pemanfaatan kliping
·
Di sesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana
belajar yang tersedia
·
Bervariasi dengan mengombinasikan antarkegiatan belajar
perseorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal
·
Memerhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual
siswa seperti bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga,sosial ekonomi,
dan budaya, serta masalah khusus yang di hadapi siswa yang bersangkutan
(Kunandar .2009. guru profesional. Jakarta: rajawali pers. hml 267-268)
(Kunandar .2009. guru profesional. Jakarta: rajawali pers. hml 267-268)
·
Hindari indoktrinasi dengan membiarkan siswanya aktif
dalam:
·
berbuat
·
bertanya
·
bersikap kritis terhadap apa yang di pelajarinya,
·
mengungkapkan alternatif pandangan (yang bahkan berbeda
dengan pandangan gurunya)
·
hindari paham bahwa hanya ada satu nilai saja yang benar.
Guru tidak berpandangan bahwa apa yang di sampaikannya adalah yang paling
benar, seharusnya yang di kembangkan adalah memberi ruang yang cukup lapang
akan hadirnya gagasan alternatif dan kreatif terhadap penyelesaian suatu
persoalan
·
beri kebebasan untuk berbucara, “diam itu emas” dan
“banyak bicara di kelas adalah menganggu” perlu di hindari. Siswa perlu di
biasakan untuk berbicara. Siswa berbicara dalam konteks penyampaian gagasan
serta proses membangun dan meneguhkan sebuah pengertian
·
berilah peluang bahwa siswa boleh berbuat salah.
Kesalahan merupakan bagian penting dalam pemahaman. Guru perlu menelusuri
bersama di mana telah terjadi kesalaham dan membantu meletakkannya dalam
kerangka yang benar
·
kembangkan cara berpikir ilmiah dan berpikir kritis,
dengan ini siswa di arahkan untuk tidak selalu mengiyakan apa yang dia terima,
melainkan dapat memahami sebuah pengertian dan memahami mengapa harus demikian.
·
Berilah kesempatan yang luas kepada siswa untuk bemimpi
(dream) atau berfantasi (gagasan paulo freire). Kesempatan berfantasi bagi
siswa menjadikan dirinya memiliki waktu untuk dapat berandai-andai dan bermimipi tentang sesuatu yang menjadi
keingintahuannya. Dengan cara demikian, siswa dapat berandai-andai mengenai
berbagai kemungkinan cara dan peluang untuk mencapai inspirasi, serta untuk
mewujudkan rasa ingin tahunya. Hal demikian pada gilirannya menanti dan
menantang siswa untuk menelusuri dan mewujudkannya dalam aktifitas yang
sesungguhnya.
(suparno,paul, 2002, reformasi pendidikan, yogyakarta: kanisius (anggota IKAPI) hlm 48-50)
(suparno,paul, 2002, reformasi pendidikan, yogyakarta: kanisius (anggota IKAPI) hlm 48-50)
DAFTAR PUSTAKA
·
Hasbullah, 2011. dasar-dasar
ilmu pendidikan (edisi revisi). jakarta: rajawali pers, hlm. 02
·
Hamalik, Oemar, 1990, Belajar
dan mengajar ilmu pertanian (pendekatan terpadu), bandung: mandiri maju, hlm. 05
·
Uno, Hamzah b, 1998, teori
belajar dan pembelajaran (suatu pengantar), STKIP gorotalo: nurul jannah)
·
Kunandar ,2009, guru profesional. Jakarta: rajawali
pers. Hlm. 267-268)
·
Suparno, Paul, dkk. 2002, reformasi
pendidikan, yogyakarta: kanisius (anggota IKAPI). hlm.48-50)
·
Sadulloh, Uyoh,
dkk. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik).
Bumisiliwangi: Alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar